Cerpen Santri MSBSSERBA-SERBI SANTRI

Setiap Orang Bisa Berubah

“BANGUN SAHUR!!” Teriak mudhabbirah di salah satu asrama putri.

“Apaan sih baru tidur beberapa jam juga” gerutu seorang santri bernama Nasa.

Nasa tidak menghiraukan ukhti mudhabbirahnya ia malah melanjutkan tidurnya.

“Nusa bangun sahur.” ujar temannya bernama Gia.

“Puasa apaan sih ini bukan bulan ramadhan.” kata Nasa.

“Puasa sunnah Nasa biar dapat pahala.” ujar Gia.

“Gak ah malas, itu kan sunnah.” kata Nasa. Tiba-tiba di tengah perbincangan mereka datang ukhti mudabbirah.

“Kalian kenapa belum pergi? nanti gak sempat sahur lagi.” tanya ukhti mudhabbirah.

“uti ini Nasa gak mau puasa.” sahut Gia. “Kan puasa sunnah uti.” sahut Nasa tak mau kalah.

“Tapi disini itu wajib biar terbiasa.” ujar uti. “Dah pergi sana.” pinta uti.

“Baik uti.” jawab mereka dengan kompak.

beberapa minggu kemudian

“Nasa kamu hari ini di kunjung ya?.” tanya teman sekelas yang bernama Tiara.

“ya, aku mau pulang.” jawab Nasa.

“Kenapa kamu pulang, kamu tidak betah disini?.” tanya Tiara.

“Ia karna enggak bisa chat sama teman SD kumpul di cafe bareng teman-teman.” keluh Nasa.

“Sabar kita disini menuntut ilmu agama, belum tentu kamu sekolah diluar dapat ilmu akhirat. Tapi kalu disini ilmu akhirat dapat dan ilmu dunia juga dapat.” nasehat Tiara.

“Tapikan bisa pergi TPQ.” kata Nusa.

“Tujuan orang tuamu masuk kesisni supaya jadi keperibadian yang lebih bagus.” nasehat Tiara.

“Makasih atas nasehatnya ya.” kata Nusa.

“ya.” kata Tiara.

Tiba-tiba datang abangnya Nasa dengan menaiki mobil, Nusa mengira itu orang tuanya ternyata abangnya.

“Lah kok abang, mama sama papa mana?.” tanya Nasa.

“Papa masuk rumah sakit jadi enggak bisa pergi.” kata abangnya. ”

Aku mau pulang mau liat papa di rumah sakit.” kata Nasa.

“Nggak bisa papa dah dibawa rumah sakit Malaysia karna udah parah. Sebenarnya udah seminggu papa masuk rumah sakit.” jelas abangnya.

“Kenapa ngak bilang-bilang?.” tanya Nasa.

“Papa minta rahasiain agar kamu bisa pokus belajar dan ngk usah khawatir.” ujar abangnya.

“Emangnya papa sakit apa?. tanya Nasa.

“Palpitasi jantung jadi papa mau kamu memiliki kepribadian yang baik.” jelas abangnya.

“Terus abang nggak jenguk papa.” tanya Nasa. “Jenguk setelah pulang dari pondok kamu abang langsung berangkat ke Malaysia.” jelas Fahri.

“Udah ya abang pergi dulu. Abang takut ketinggalan pesawat, nanti uanag jajan kamu abang trasfer ya.” ujar abangnya hendak pergi.

“Dah ada uang pengobatan papa?.” tanya Nasa.

“udah tenang aja akmu pokus belajar aja.” ujar abangnya yang mau meninggalkan pondok Nasa. Nasa kembali ke asrama tiba-tiba Nasa bertemu Gia.

“Nasa kamu kok sedih?.” tanya Gia.

“Papa aku masuk rumah sakit palpitasi jantung.” jelas Nasa.

“Sabarnya setiap kesulitan pasti ada kemudahan.” ujar Gia.

Jika dihitung sudah satu semester Nasa tidak dikunjungi

Seiring berjalannya waktu Nasa mulai mengubah sikap yang lebih baik. Ia mulai betah dan terbiasa di Pesantren. Ia mulai menyukai aktifitas pasantren dan ia mengambil keputusan untuk memakai cadar.

Pembagian raport dan sertifikat QA

Hari pembagian raport pun tiba. Nasa melihat beberapa wali santri datang untuk melihat anak-anaknya. Nama Nasa pun dipanggil di beberapa setifikat QA kalau tidak dalah ia mendapat 5 Qa. 1 QA sadar salat, 2 QA Tahfiz Al-Qur’an, 3 QA jurnalis, 4 QA Paling cepat menyelesaikan vocabularies dan yang ke-5 ialah paling aktif mengikuti kegiatan. Nasa mencari-cari keberadaan orang tuanya datang atau tidak.

“Kamu cari siapa Nasa.” tanya Gia.

“Aku cari orang tuaku.” jawab Nasa.

“eh, itu mobil orang tuamu ya?.” tanya Gia.

“Ya, makasih ya.” ujar Nasa sambil berlari kearah mobilnya.

“Lah kok bang Fahri yang lain mana bang?.” tanya Nasa.

“Papa sama mama baru pulang jadi ngk ikut.” jelas Fahri.

“Oh ya sejak kapan kamu pakai cadar?.” tanya Fahri.

“Ada deh nanti aku mau beri kejutan ke papa dan mama.” kata Nasa.

Sesampainya di rumah

“Papa mama apa kabar, aku kangen banget.” tanya Nasa.

“Alhamdulillah baik.” kata mama dan papa. “Papa gimana.” tanya Nasa.

“Papa mengalami Palpitasi jantung. Alamdulillah dapat diselamatkan.” jelas mama.

“Oh ya sejak kapan kamu pakai cadar.” tanya papa.

“Cie cie cie.” papa mama kagum.

“Aku mau berubah menjadi yang lebih baik dan aku punya hadiah untuk kalian.” ujar Nasa sambil mengambil sertifikat dan piala yang ia dapat dan memberikannya kepada kedua orang tuanya. Orang tuanya menghargai, mengseport kerja keras yang Nasa lakukan selama ini.

selesaiii

**Safira Nur Akbar

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button