UNESCO dan dinas pendidikan Aceh gelar pelatihan Lokakarya Menuju Pendidikan Aceh Berkualitas 2030
Selasa, 16 Oktober 2018, di Kyriad Hotel Muraya Aceh
Pelatihan Lokakarya Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan Pendidikan Vokasi (TVET) Menuju Pendidikan Berkualitas 2030 yang diselenggarakan oleh UNESCO dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Aceh. Pematerinya ialah Bapak Gunawan Zakki dari UNESCO bagian National Program Officer Education UNESCO Jakarta. Pelatihan tersebut dihadiri oleh guru-guru dari berbagai sekolah di Aceh, dari SMK Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pulo Aceh bahkan Simeulu. SMK Grafika ikut menghadiri pelatihan tersebut yang diwakilkan oleh dua guru produktif yaitu Ramazana, A.Md dan Fauziah, S.Pd.I. Semuanya sangat antusias dan semangat dalam mengikuti pelatihan tersebut, ada banyak keluhan dan solusi dari berbagai sekolah. Berikut kami rangkum dari hasil diskusi pelatihan lokakarya tersebut.
Negara Indonesia telah membuat langkah besar secara keseluruhan dalam memenuhi target SDG global khususnya dalam pendidikan. Contohnya adalah melalui Angka Pendaftaran Bersih (APM) di tingkat dasar terutama dengan ank laki-laki di kelompok masyarakat miskin dan rentan. Dari APM pada tahun 2015 sebesar 99,66%, telah meningkat menjadi 96,96% pada tahun 2016. Indicator pendidikan lainnya menunjukkan kemajuan yang baik. Namun, masih banyak tantangan terkait kualitas dan kesetaraan dan pencapaian SDG4 (Sustainable Development Goals) atau disebut dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan ,bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lainnya.
Dengan fokus di Banda Aceh, diskusi tentang perkembangan pendidikan di Aceh tidak dapat dilepaskan dari perjalanan sejarahnya yang panjang, karena pendidikannya telah berkembang dalam situasi konflik politik yang panjang, perubahan dan perkembangan pembangunan, sistem desentralisasi serta kemunduran. Fenomena tsunami tahun 2004 dengan efek bencana telah menghancurkan banyak infrastruktur pendidikan termasuk hilangnya sumber daya manusia yang bekerja disektor pendidikan, dengan kematian ribuan guru, dosen dan pimpinan pendidikan lainnya dan hilangnya harapan serta putusnya proses regenerasi pendidikan karena kematian ribuan siswa dan anak-anak yang menjadi korban tsunami.
Dalam upaya membangun kembali Aceh, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan (PP No.30 tahun 2005) dengan pengembangan Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekontruksi Aceh termasuk pembangunan kembali sektor pendidikan di daerah tersebut. Banyak perubahan tela dilakukan sejak episode bencana 2004 di Aceh. Setelah hampir 14 tahun ledakan tsunami, Aceh telah bangkit dari kehancuran dengan semua pembangunan ekonomi, sosial-politik dan budaya yang terjadi dan terus berlanjut termasuk meningkatkan situasi perdamaian dan keamanan.
Tujuan yang diharapkan dari lokakarya pelatihan satu hari ini adalah untuk mengumpulkan pejabat pemerintah yang relevan dan pemangku kepentingan pendidikan di Aceh dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang tema-tema SDGs, SDG4, ESD sebagai bagian dari upaya advokasi UNESCO Jakarta untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam tujuan SDG4-Quality Education 2030 di Negara ini.
Written by RZZ