Thoyyib, Ahsanty!
Oleh: Alya Qanita
Assalamualaikum Waramatullah-assalamualaikum warahmatullah, iman mengakhiri salamnya dan setelah itu bersholawat dan diiringi dengan doa dan wirid. Seperti biasanya kami di absent sholat magrib maupun Isya yang di absen oleh mudabbirah (pengasuh putri) masing-masing. Terdengar dari mic masjid untuk siap-siap ke kelas, untuk mengikuti kelas mufradhat (kosa kata bahasa Arab) yang di bimbing langsung oleh Ust/Ustzh kami. Sebelum masuk Ust. yang mengajar, kami sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang memandang arah ke masjid melihat pemandangan malam, ada yang menyanyi bahkan tidak tersadar suaranya di dengar dan di tertawain, ada juga yang menulis curhatanya di buku pelajarannya langsung, bahkan ada yang melanjutkan buka puasa, kami di wajibkan puasa di kamis untuk membentuk karakter murid. Tanpa tersadar Ustadz mengucap kan salam.
“Assalamualaikum Waramatullahi Wabarakatuh, sebelum kita mulai mufradhat kita hari ini mari sama- sama menguncapkan Al-Basmallah….”. Setelah itu di lanjutkan dengan membaca doa belajar bersama- sama
“Kaifahalukunna” ustad melanjutkan
“Alhamdulillah nahnu bikhair wa Abi?” kami bertanya kembali
“Alhamdulillah….” Utadz menjawab kembali
“Mari kita lanjutkan mufradhat yang tadi malam, sebelum itu Abi akan tes kalian untuk mengingat kembali mufradhat tadi malam, oke! Yang pojok sebelah kanan buat suatu kalimat berdasarkan mufradhat tadi malam “
“Ana biii, siap Abi ana sudah menghafalnya”. Entah bagaimana kalimatnya saya tidak tahu persis ya di karenakan saya masih melanjutkan tulisan saya.
“Ana yazhabu fiii kandura wa ana akkulu al faha ayam wa tagamgam wa ta saksak hanta habisaa” Suasana tiba- tiba hening dan lalu terdengar di belakang saya dengan suara lantang.
“T..HO…YI..B..B“ kemudian hening
“Hahahahahahaha…..” satu kelas menertawakannya, mungkin di tidak fokus dengan apa kalimat tadi atau di tidak tau arti dari kalimat tersebut. Bahkan kami melihat Ustadz kami tertawa lepas bukan karena dengan kalimat yang salah tapi dengan sifat Si Thoyyib tadi. Dan kami ikut tertawa hingga pelajaran selesai dan melanjutkan perjalanan kami ke masjid dengan tertawa.