Stop Insecure, Kawan!
Rasa insecure, keraguan, tidak percaya diri dan ketakutan pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Bahkan orang yang paling percaya diri sekalipun, pernah memiliki perasaan yang sama .
Lalu apa itu insecure? .
Insecure adalah perasaan tidak aman. Dengan kata lain, seseorang akan merasa ada suatu hal yang kosong dan berusaha untuk mengisinya dengan berbagai cara.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan insecure. Bentuk tubuh, warna kulit,, pekerjaan, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nilai dan pandangan masyarakat.
bagaimana sebaiknya kita menyikapi atau tips menghindari rasa insecure?
Pertama, menerima diri sendiri. Menerima diri sendiri merupakan syarat utama agar kita tidak terus membandingkan diri dengan orang lain baik itu dari segi fisik maupun materi
Kedua, memaksimalkan kelebihan, kita harus selalu merasa bersyukur dengan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain
Ketiga, jangan suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Masing-masing orang sudah diatur oleh Allah SWT .
Keempat, jangan kufur terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Bukankah Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Kelima, perlu dipahami bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Bukankah pelangi yang indah adalah karena keberagaman warnanya? Oleh karena itu, marilah kita bersyukur dengan segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan.
Yakinlah bahwa semua sudah diatur sebaik mungkin oleh Allah SWT.
Allah berfirman dalam Quran Surah Ar-Rum ayat 22 yang artinya “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. Jika kita sudah mampu berdamai dengan segala kekurangan yang ada dalam diri, tentu perkataan buruk dari orang lain tidak akan berarti apa-apa.
**Ayya