KepesantrenanmsbsPesantren TeknologiQuality Assurance

Santri Kelas IX SMP MSBS Ikuti Seminar Penguatan Karakter

MSBS ACEH-Santri kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pesantren Teknologi Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS) pada Selasa (15/11) mengikuti seminar bertema ‘Penguatan Karakter siswa: belajar sambil nyantri itu menyenangkan’. Seminar berlangsung di Aula VIP MSBS dengan menghadirkan Ust. Amrul Amin BA., sebagai pengisi materi. Selain santri, MSBS turut mengundang Wali santri untuk berpartisipasi baik secara langsung maupun secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting. Pelaksanaan kegiatan ini sendiri, bertujuan untuk membekali santri kelas IX dalam menentukan arah pendidikannya dimasa depan. Mengingat saat ini santri telah duduk dibangku kelas akhir SMP MSBS.

Ust. Amrul Amin BA., Trainer sekaligus Konsultan Sumber Daya Manusia I LIVE Smart Banda Aceh, menjadi pemateri pada seminar penguatan Karakter siswa di MSBS pada Selasa (15/11)

Ust. Amrul Amin BA., dalam penyampaian materinya mengatakan, hal tersulit yang tidak bisa dihindari oleh anak-anak diusia remaja adalah ikut-ikutan. Artinya setiap remaja rentan untuk terpengaruh dalam berbagai hal negatif. Jika tidak memiliki benteng yang kuat, terutama lembaga pendidikan yang bisa mengontrol perkembangan pendidikan anak dengan baik, maka kita akan dapati anak tersebut terjerumus kedalam hal-hal buruk yang memprihatinkan. Terlebih jika orang tua sibuk dengan kegiatannya sendiri, tanpa turut serta memantau perkembangannya, sudah bisa dipastikan semakin besar seorang anak, semakin susah untuk di atur.

 

“Di usia ananda sekalian, segala sesuatu belum bisa ananda putuskan sendiri. Maka tidak heran diluar sana, banyak yang gampang terpengaruh dan terjerumus kedalam kemaksiatan, terlibat kekerasan dan tindakan kejahatan. Motifnya cuma ikut-ikutan, akhirnya jelek nama keluarga, orang tua dan menyesal kemudian. Maka sudah seharusnya orang tua membuat pilihan yang terbaik, bukan diserahkan kepada anaknya.” ungkap beliau.

Ust. Amrul turut menyayangkan fenomena yang terjadi pada remaja di Aceh sekarang ini. Mulai dari pergaulan bebas, banyak anak gadis keluar malam dengan motif belajar kelompok, terlibat kekerasan dan tindakan kejahatan, yang paling parah berdasarkan data yang dihimpun Badan Narkoba Nasional (BNN) 50% pelakunya di Aceh adalah remaja. Hal tersebut didasari oleh anggapan bahwa remaja bebas dari jeratan pidana, sehingga gampang dimanfaatkan oleh mafia-mafia laknatullah tersebut.

Secara khusus Ust. Amrul, merekomendasikan pendidikan dipesantrenlah yang tepat untuk kondisi zaman seperti sekarang ini. Pasalnya dipesantren seorang anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik, seimbang antara dunia dan akhirat, terbentuk karakter dan kepribadian yang bagus, serta terhindar dari dampak sosial yang merugikan. Apalagi pesantren seperti MSBS yang telah memiliki 13 Quality Assurence (QA) atau jaminan mutu. Tentunya orang tua tak perlu lagi khawatir akan kualitas dan perkembangan pendidikan sang anak. Cukup memenuhi kebutuhannya dan mendoakannya agar selalu teguh dalam menuntut ilmu.

 

**Akhs3a

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button