Pengalamanku Menjadi Santri MSBS
Awal aku menginjakkan kaki di pesantren, aku agak ragu. Jujur karena takut tidak memiliki teman, dibully, di jauhi teman dan sebagainya. Ternyata apa yang dulu aku pikirkan tidak sama dengan yang aku rasakan setelahnya. Semenjak orang tuaku mengantarkan aku ke pondok pesantren Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS), mereka kembali pulang kerumah. Aku diajak masuk ke asrama oleh pembimbing kami. Pembimbing itu membantuku membereskan barang dan bersikap sangat ramah terhadapku. Awalnya aku takut, tapi pembimbing itu banyak mengajak aku ngobrol dan akhirnya aku tidak takut lagi.
Malamnya saat aku ingin tidur, teman sekamarku menangis. Ada yang takut, rindu keluarga dan ada yang hanya ikut-ikutan menangis. Aku juga merasa seperti ada yang aneh. Karna tidak tidur dirumah bersama keluarga. Tapi, aku langsung tertidur dengan pulas. Setelah 3 tahun aku berada di MSBS, aku sangat senang karna mendapatkan banyak teman dan mendapatkan ilmu yang layak, serta menjadi bagian dari jurnalis MSBS.
Aku sangat senang karena dapat bergabung dengan jurnalis MSBS lainnya. Selain dapat mengasah kemampuan menulisku dapat juga menambah ilmu tentang jurnalis. Selain itu aku juga bergabung dengan tim kreatif MSBS. Biasanya mereka yang memegang akun youtube MSBS dan memajukan Youtube MSBS. Oh ya, jangan lupa untuk kalian subscribe ya channel youtube Digicref (Digital Creatif MSBS)
Terima kasih untuk kalian yang telah subscribe. Semoga channel youtube tim kreatif dapat berguna untuk teman-teman maupun kami.
**Azza