Pesantren TeknologiPrestasi Santri

‘Mahout’ Karya Agha & Rafil, Santri MSBS, Dapatkan Beasiswa Dari Aceh Documentary

MSBS ACEH-Santri Pesantren Teknologi MSBS tak henti-hentinya terus ukir berbagai prestasi. Kali ini dipersembahkan oleh Agha Alamulhuda Husein dan M Rafil, lewat karya “Mahout” di ajang Aceh Documentary Junior (ADJ). ADJ adalah program tahunan dari Yayasan Aceh Documentary yang mengkhususkan workshop film dokumenter bagi siswa SMA sederajat. ADJ mempunyai tahapan program berupa basic training, pitching forum, in house training atau praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Rangkaian ADJ 2024 dimulai sejak Maret 2024 dan berakhir 22 Mei 2024. Karya “Mahout” yang mewakili SMK Grafika Pesantren Teknologi MSBS ini, sukses tembus 3 besar se provinsi Aceh dan berhak Lolos ke babak in house training.

Agha Alamulhuda Husein dan M Rafil, Santri Pesantren Teknologi MSBS pengusung ide cerita ‘Mahout’, yang berhasil lolos ke 3 Besar ADJ Provinsi Aceh

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) DKV MSBS Abi Ridwan Maulana, Lc., mengungkapkan kebahagiaannya usai mendapatkan pengumuman secara resmi dari ADJ lewat laman Instagramnya. Abi Ridwan, menuturkan bahwa SMK DKV MSBS akan mendukung sepenuhnya berbagai kreatifitas santri termasuk di bidang produksi film. Beliau turut berpesan, agar Agha dan Rafil menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan keahliannya dan terus berkembang menjadi lebih baik.

“Ini merupakan kabar gembira bagi kita Pesantren Teknologi MSBS, khususnya SMK DKV MSBS, karena karya anak-anak kita bisa bersaing dan tembus 3 besar se-Aceh. Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak, khusus pembimbing, Umi Haniatul Hasanah, karena sudah melakukan pembinaan yang baik. Kepada Ananda Agha & Rafil, teruslah maju, berkembang dan jangan berhenti ukir prestasi.” ungkap beliau.

Sementara itu, Umi Haniatul Hasanah, S.Sos.I, selaku pembimbing Agha & Rafil dalam mengikuti kegiatan ADJ ini menjelaskan, bahwa Mahout adalah pawang gajah. Agha dan rafil mengangkat film dokumenter tentang Mahout, gajah dan konflik yang terjadi dengan warga sekitar, terutama saat gajah melintasi lahan warga.

Dengan lolos ke babak in house training ini, “Mahout” akan masuk ke tahapan pembekalan yang di laksanakan selama 10 hari. Yaitu ajang persiapan untuk pra produksi film dokumenter. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pendampingan produksi film dokumenter dari sineas terkemuka Aceh, untuk mewakili Aceh ke pentas Nasional.

 

 

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button