Cerpen Santri MSBS

Kejujuran Adalah Kunci Kesuksesan

Suatu pagi indah dengan matahari yang cerah, buk Tuti mengunjungi kediaman keluarga besar XII-A di sebuah kelas.

” Pagi, anak-anak, ” salam buk Tuti kepada anak muridnya.

” Kemarin, ibuk kedatangan tamu dirumah, mereka membawakan oleh-oleh yang cukup banyak. Ibuk ingin membaginya untuk para murid-murid kesayangan ibuk. Ini kue donat spesial untuk kalian” ujar buk Tuti dengan hati yang tulus.

” Terima kasih buk ” ucap para murid.

Sepeninggal buk Tuti, ketua kelas mengambil kue donat tersebut dan membaginya kepada seluruh anggota kelas XII-A dengan jatah satu orang satu donat.

“Alhamdulillah”, ucap syukur Erik dan para teman-temannya.

“Masih ada lebihnya, ngak “ tanya Dodo yang masih kelaparan setelah menghabiskan satu donat miliknya.

“Eumm…, masih ada, tapi sisa donat ini kita makan untuk nanti siang “. Balas Eko selaku ketua kelas.

“Oo. yaudah deh, ngak papa “. Ucap Dodo sedikit merasa kecewa.

“Aku simpan disini ya, donatnya”.

Eko meletakkan donat tersebut di dalam lemari kelas.

Setelah itu, bunyi bel pun terdengar di telinga waktu istirahat telah tiba para murid meninggalkan kelas untuk memberi kebutuhan perutnya yang sedang keroncongan.

Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang sedang menghampiri sebuah benda besar yang berbentuk persegi, dan ternyata itu adalah Dodo yang sedang membuka sebuah lemari.

“Perutku sungguh lapar, wahai donat yang manis terimalah santapanku”

Dodo langsung melahap donat tersebut.

Tak lama kemudian seseorang memasuki ruangan kelas, dengan tatapan melotot ia pun berteriak.

“Astaghfirullahal’adzim, Dodo”

Dengan hati yang ketakutan, Dodo pun lagsung menjatuhkan donat yang ada ditangannya.

“ Dio, kenapa kamu masuk secara tiba-tiba, awas ya nanti aku bilang sama buk Tuti “ Ucap Dodo sembari ingin menyembunyikan kesalahannya.

“Apa urusannya dengan buk Tuti “

“ Ngak Tau “

“Buset dah, dia yang bilang dia pula yang ngak tau, memang ya anak sekarang banyak yang ngak sadaran butuh penyadaran jiwa” Sahut Dio sedikit kesal.

“ Tuh tau, makanya suruh buka tuh rumah sakit jiwa yang di samping biar masuk kita semua”.Ujar Dodo dengan ekspresi wajah tak berdosa.

“ENAK AJE KITA SEMUA, ENTE KALI”

“Lah kok aku, kan kamunya yang kurang waras” tambah Dodo yang sedari tadi malah menyalahkan Dio.

“Kamu kali”

“Kamu”

“Kamu”

Dodo dan Dio saling beradu kata dengan keegoisan yang tak mau kalah.

“Assalamu’alaikum” Ucap Eko yang baru saja melewati pintu kelas.

“Woi, kenapa kalian ini, dari tadi asyik bilang kamu, kamu, kamu, aku tadi ucap salam, jawab kek”

“IYE…WA’ALAIKUMSALAM” jawab Dodo dan Dio serempak

“Dodo….” Panggil Eko

Dengan hati yang tersontak Dodo pun mengingat Kembali kesalahannya.

“ Kenapa ada bekas coklat donat di tangan mu, kamu makan donat yang di lemari ya “

“Eum… iya” jawab Dodo dengan pasrah.

“ Kamu kenapa makan donat itu, itu beracun” Tegas Eko dengan ekspresi serius.

“ Yang betul “ Jawab Dodo dengan mata sedikit menyipit.

“ Iya betul, kamu ini ngak pernah percaya sama orang”.

“Iyalah, kalau aku percaya sama orang bertambahlah rukun imanku”.

“Memang ya anak ini dari dulu sampai sekarang ngak pernah berubah”.

“Emangnya mau berubah jadi apa, ultrament?

“Terserah, jadi Frog pun ngak papa”.

“Ada tongkat ajaibnya ngak, biar ku coba”.

“Udah-udah ngak usah berantem, cukup” Ucap Dio yang sedang berusaha melerai mereka.

“Dodo” panggil Eko dengan nada agak lembut.

“Iya” Sahut Dodo.

“Ini jujur ya, kenapa kamu makan kue donat yang tadi aku simpan dilemari kamu tau kan itu kue untuk kita makan nanti siang”.

“ Iya maafin aku, tadi aku memang dalam keadaan lapar setengah mati, karena ketika pagi aku tidak sarapan, dan aku juga tidak membawa uang jajan”.

“ Yaudah tidak papa, tapi lain kali jangan ulangi lagi, itu termasuk perbuatan yang tercela”.

“ Iya aku berjanji untuk tidak mengulangi kesalahanku” Ucap pengakuan Dodo sembari mengangkat tangannya dengan jari membentuk huruf V.

“ Bagus, nah gitu dong baru namanya anak buk Tuti, nanti kita bisa minta lagi donatnya sama ibuk Tuti”. Sahut Dio dengan raut wajah tak berdosa.

“Ha.. ha… ha..” Tawa pecah hadir sebagai tanda kebahagiaan mereka.

Pesan Moral : Jadilah pribadi yang jujur, karena kejujuran akan menyelesaikan sebuah masalah.

 

**Ami

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button