Artikel SantriInspiration

Bukankah Sukses Diusia Muda Lebih Terkesan Daripada Sukses Diusia Tua?

MSBS ACEH –Bekerja di perusahaan yang keren, melanjutkan sekolah di luar negri, membuka usaha kecil yang sukses dikemudian hari, mengelilingi dunia dan menikmati kebebasan pekerjaan sebagai CEO usaha kecil yang sekarang sudah sukses dan maju serta berbagai keberhasilan yang menjadi standar orang lain.

Namun, pada kenyataannya kamu hanyalah pengangguran yang sedang duduk di tempat ternyamanmu. Memikirkan hal itu dan berangan-angan bahwa itu semua menjadi kenyataan.

Saat kamu masih kecil, kamu menulis banyak impian dan keinginanmu disebuah buku pelajaran seni. Semua kamu tulis dengan antusias dan ambisi yang besar, tanpa memikirkan itu berhasil ataupun tidak, dan saat gurumu bertanya padammu, “mau jadi apa?”, “dokter!” jawabmu antusias. Lalu saat kamu beranjak dewasa, yang ada dipikiranmu adalah tamat sekolah, kerja, sukses. Namun, pada proses penyelesaian sekolah, kamu membuang buang waktu untuk bermain game, nongkrong bareng teman, melaksanakan hobi burukmu yaitu bermain HP sambil rebahan dan berangan angan jadi owner dan CEO diperusahaanmu, namun itu semua hanya angan angan tanpa tindakan.

Tahun demi tahun berlalu, teman teman yang nongkrong bareng kamu ada anak jaksa, anak hakim, anak insinyur pertanian, pemegang saham batu bara, anak sekretarisperusahaan appel, anak dokter dan anak pengusaha tambak terbesar di Kanada. Namun kamu hanya anak petani dan pedagang.

Ingatkah kamu apa saja yang kamu bicarakan saat nongkrong bareng mereka.

Anak jaksa, “gua pengen masuk kuliah hukum di Universitas National Seoul.”

Anak hakim, “gua pengen masuk Universitas Hardfard di jurusan bisnis.”

Anak insinyur pertanian, “gua ngampus di UGM jurusan kesehatan hewan.”

Anak pemegang saham batu bara, “gua lanjut kerja di perusahaan bapak gua.”

Anak sekretaris appel, “gua nikmatin hidup dulu.”

Anak dokter, “gua kuliah di Oxford jutusan kedokteran.”

Anak pengusaha tambak terbesar, “gua lanjutin usaha bapak gua.”

sedangkan kamu hanya mendengarkan mereka dan sedikit besuara untuk sekedar hadir pada tongkrongan tersebut.

Saat kamu kembali dari tongkrongan tersebut, kamu langsung memasuki kamarmu dan duduk di meja belajarmu sambil tediam memandang layer computer yang belum kamu nyalakan. Kamu terdiam sambil memainkan mouse, sedangkan pikiranmu terus berfikir kers berusaha mencerna kata kata temanmu dan sedikit kamu tersadar, “akan jadi apa aku di masa depan?.” Masa depan yang seperti apa yang kamu inginkan sudah sangant jelas seperti angan anganmu tentunya. Namun, kamu masih memikirkan standar yang dibuat orang lain.

Berusahalah untuk menjadi dirimu sendiri tanpa melihat standar kesuksesan yang dibuat oleh orang lain. Namun, buatlah hal yang berbeda dengan standar kesuksesan baru yang kamu buat.

Saat kamu semakin dewasa, ranting usia sudah berada pada dua puluhan. Disitulah kamu tersadar untuk bodo amat pada standar kesuksesan yang orang lain buat di social media. Pada saat itu juga motivasimu mulai meningkat untuk terus mendorongmusukses dan berusaha. Will be something, tanpa perlu standar itu.

Kamu mulai mengobati luka lamamu yang mmbuang buang waktu untuk berangan angan tanpa tindakan. Kamu terus memulai standar dirimu yang akan diikutu oleh orang lain. Kamu merasa sangat Bahagia pada pencapaianmu.

Pada saat kamu membagikan foto pencapaianmu di social media milikmu orang membalas komentarmu, bertanya pada komentarmu, dan kamu mulai menjadi perbincangan teman di instagrammu. Pada suatu hari ada orang bertanya padamu, “bagaimana kamu mencapai semua itu?.” Dengan tenang kamu menjawab, “berusahalah mulai sekarang, jangan pernah takut untuk terus mencoba, bukankah sukses diusia muda lebih terkesan daripada sukses diusia tua?.”

Sekarang kamu berdiri pada kakimu sendiri, dan membangun pondasi baru. Kamu berhasil dan kamu sukses. Sekarang orang mulai termotifasi denganmu bahwa seorang anak petani dan pedagang juga bisa seukses dan berhasil. Namun itu semua kembali pada dirimu mau atau tidaknya kamu.

 

**Amalul

Amalul Azhari

Amalul Azhari adalah Santri MSBS yang memiliki hobi menulis sejak Kecil. Ia bergabung dengan Club Jurnalis MSBS sejak November 2021 dan menjadi Jurnalis yang produktif menulis Artikel Santri di msbsaceh.com Tulisannya banyak berisikan motivasi dan pesan-pesan inspirasi.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button