Meugang Diperantauan, Cerita Santri Mukim MSBS
MSBS ACEH-Meugang adalah tradisi memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga, kerabat dan yatim piatu dan telah menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh. Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi dan dilaksanakan setahun tiga kali, yakni menjelang Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Seurang-kurangnya saat Meugang tiba, setiap keluarga pasti membeli daging untuk dinikmati bersama. Tak heran, jika makmeugang tiba, seluruh keluarga, sanak saudara berkumpul bersama. Namun tidak dengan 49 santri Muamalat Solidarity Boarding School (MSBS). Meski Pesantren telah memberikan waktu liburan meugang, mereka memilih tetap tinggal, bermukim disana. Bukan tidak rindu keluarga, atau enggan merayakan meugang bersama keluarganya. Tapi karena masa libur yang singkat, kampung halaman yang jauh, untuk berhemat, mereka rela menabung rindu lebih lama lagi.
Arif Makmur salah satu contohnya. Santri Binaan Baitulmaal Muamalat (BMM), asal kota singkil ini, lebih memilih bermukim ketimbang pulang. Ia mengaku sangat rindu keluarganya, tapi kampung halamannya jauh, di Pulau Banyak, Aceh Singkil. 14 Jam perjalanan darat dan harus naik perahu atau kapal untuk menyebrang. Tentunya dengan biaya yang lumayan dan menghabiskan waktu diperjalanan. Sehingga bermukim adalah alternatif yang tepat menurutnya.
“Pengen kali pulang, rindu keluarga. Biasanya untuk ongkos pulang itu saya simpan uang jajan dari beasiswa. Tapi karena liburnya sebentar, nanti saja pulangnya pas Idul Fitri.” ujarnya.
Arif Makmur saat ini duduk dibangku Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Grafika MSBS. Ia berasal dari keluarga Mualaf, yang mendapatkan beasiswa pendidikan di MSBS. Dirinya mengaku sangat bersyukur bisa bersekolah di Pesantren ini. Menurutnya, MSBS & BMM telah membantu banyak dirinya, mulai dari pendidikan Agama dan keterampilan.
“Keluarga kami kurang mampu. Kalau jajan sesekali ada dikirim dari kampung. Saya senang bisa sekolah di MSBS ini. Semoga bisa dapat beasiswa sampai lulus.” tuturnya.
Meski tidak berkumpul bersama keluarga di Meugang kali ini, Arif terlihat ceria bersama teman-temannya yang juga tidak pulang. MSBS juga menyediakan daging meugang untuk santri dan Guru yang bermukim, sebagai pengobat rindu mereka pada keluarga.
Seperti diketahui, saat ini di MSBS terdapat 101 Santri Yatim/Piatu, Dhuafa dan Santri Mualaf. Biaya pendidikan mereka berasal dari para donatur melalui BMM dan Dinas Sosial Kabupaten Aceh Besar. Tentunya mereka masih butuh uluran tangan kita semua, untuk membantu biaya pendidikan mereka dan mewujudkan cita-cita serta impian besarnya.
**Akhs3a