Oleh : Amalul Azhari
Jantho bukan nama yang asing bagi saya. Jauh sebelum saya bersekolah di sana, kota itu sudah kukenal. Namun yang tak terfikirkan adalah di tempat yang tergolong sepi, disitulah tempat-tempat penting berada seperti perkantoran dan menjadi pusat pemerintahan kabupaten Aceh Besar.
Tak banyak yang saya tahu apa itu Jantho. Namun kini perjuangan hidup saya lebih tepatnya saya bersekolah di sana.
2018, perjuangan saya di mulai, sejak kelas 1 SMP saya di sana. saat itu saya masuk ke sana atas dasar keinginan dari orang tua dan saya pun hanya menuruti di karenakan ingin bisa berbahasa dan banyak lagi. Pada akhirnya saya masuk ke sana, melihat dari setiap sudut setiap kegiatan yang ada di sana dan segala yang terjadi di sana.
Saya bertemu dengan kakak kelas yang sangat ramah dan peduli. Tak lama orang tua saya kembali ke rumah . Saya pun kembali ke kamar untuk membereskan barang saya dan di situ saya bertemu dengan teman kamar yang sampai saat ini menjadi sahabat saya, sembari membereskan barang kami bercerita dan memperkenalkan diri. Tak lama selesai beberes kami pun tidur.
Tak seperti di rumah pagi itu kami semua di bangunkan untuk solat tahajud dan setelah shalat tak lama azan subuh. singkat cerita setelah melaksanakan shalat subuh kami pun membaca Al-Qur’an dan tak lama semua disuruh bergegas untuk bersiap-siap pergi ke sekolah dan saat berjalan ke kelas saya mendengar mereka berbicara dengan bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Saya dan teman saya berbincang “keren ya bisa bahasa kalo aja kita bisa, pasti kita tau apa arti yg kakak-kakak itu ucapkan” Dan setelah berbincang saya dan teman saya membuka kamus untuk melihat kosa kata dan mulai dari kosa kata yang sangat mudah tak banyak hanya dua kosa kata.
Hari demi hari saya lalui di sana semua berjalan seperti biasanya, saat itu saya sangat menyukai bahasa terutama bahasa Inggris. Setiap kali pelajaran bahasa Inggris saya selalu bersemangat untuk belajar dan setiap pembagian kosa kata diharuskan untuk di hafal dan di gunakan. Semakin sering di gunakan saya semakin bisa berbahasa. Pada saat itu ada club English yang salah satu peserta nya adalah saya. Begitu membahagiakan dan karena adanya club’ itu membuat saya semakin semangat untuk mempelajari bahasa lebih dalam. Pengalaman yang tak banyak itu semoga bisa membantu teman-teman teman yang ingin menguasai bahasa.
* * *
