Rumah Peninggalan Belanda
Kunjungan edukasi santri kelas lX A berjalan dengan lancer. Saat Refreshing santri mengunjungi salah satu hutan yang berada di sare.
“Kita turun yang terakhir aja!” kata Assabila saat bus sudah berhenti.
“iya!” respon Fatin singkat.
Setelah semua santri turun Assabila dan Fatinpun turun.
“Ihh..serembangetlah ni tempatnya.” ujar Fatin merangkul tangan Assabila.
“Iyalah, pada gerimis lagi.” ujar Assabila.
“Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.” ucap Pak Husaini selaku penjaga hutan yang biasanya disebut dengan Tahura.
“Waalaikum salam wabarakatuh” jawab seluruh santri.
“Bagaimana kabarnya?” tanya Pak Husaini.
“Alhamdulillah baik pak.” Jawab seluruh santri.
Pak Husaini menceritakan tentang bangunan dan rumah yang ada ditengah hutan tersebut. Sambil mengelilingi taman hutan yang sudah 2 tahun ini tidak ada yang mengunjungi.
“Jadi rumah ini udah dibangunin semenjak penjajahan Belanda dulu?” tanya Falisha.
“Ada Noni-nya ngak Pak?” tanyanya lagi.
“Pak WC-nya dimana?” tanya Bilqis.
“Itu hai WC-nya.” Jawab Assabila singkat.
“Hati-hati ada Noni belanda!” ujar Assabila mengganggu Bilqis dan Rasya yang mulai merinding, tapi saat Assabila berjalan dengan Falisha Pak Husaini menunggu Bilqis dan Rasya agar mereka tidak kehilangan jejak.
“Icha! Icha!” panggil Assabila membisu, dan Falisha tidak sedikitpun berpaling ke arahnya.
“Aneh dipanggilpun ngak diresponnya, padahal mau kita ajak buat main, gimanalah Dia.” Assabila berbicara sendiri dengan wajah yang terlihat kesal, akhirnya Dia turun dan pergi menjumpai Falisha.
15 menit sudah berlalu….
Mereka selesai mengelilingi hampir seluruh hutan belanda tersebut, banyak hal yang mereka ketahui tentang sejarah bangunan belanda tersebut yang luasnya 6.000 hektar. Kemudian mereka menaiki bus dan kembali ke MSBS.
**Assabila
**Cut Raisa