msbs

Mempersaudarakan para sahabat

Tindakan monumental dalam sejarah ummat manusia yang hanya dilakukan oleh Rasulullah adalah mempersatukan atau mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar. Belum ada sebelumnya pemimpin dunia yang memiliki ide seperti itu. Usaha Rasulullah tersebut dilakukan di rumah Annas bin Malik. Ada sekitar 90 orang sahabat saat itu. Setengah dari kaum anshar dan setengah nya lagi dari kaum muhajirin.

 

Apa sih tujuan dari Rasulullah dengan ide nya tersebut?

 

Tujuan Rasulullah adalah agar kaum muslik saling tolong-menolong. Bukankah kaum muslim saat itu kaum minoritas. Dan saat kaum minoritas itu Bersatu maka mereka akan kuat dan saling menguatkan. Bahkan para sahabat yag di ppersaudarakan tersebut boleh saling mewariskn harta mereka masing-masing.

 

Tapi,

 

Perihat waris mewaris ini hanya berlaku sampai perang badar ya. Selanjutnya, begitu turun surah al-anfal : 75 yang isinya “orang-oarang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesame (daripada kerabat yang bukan kerabat)”. Maka setelah itu otomatis hak waris mewaris menjadi gugur. Namun persaudaraan mereka tetap.

 

Selanjutnya Muhammad Al Ghazali menyatakan bahwa salah satu tujuan persaudaraan ini adalah agar fanatisme atau asshabiyyah mereka terhadap kesukuan yang merupakan salah satu sikap fanatisme jahiliah mereka menjadi luntur. Dan akhirnya tidak ada lagi yang Namanya perbedaan warna kulit, suku Bahasa, keturunan, Dn Ppun Lgi kecuali hanya ketaqwaan yang mampu membedakan mereka.

 

Rasulullah benar-benar memantau langsung dan menjaga agar persaudaraan ini terlaksana tetap terjaga. Dan memang begitulah yang terjadi. Dorongan untuk mendahulukan kepentingan orang lain telah mewarnai masyarakat baru yang baru di bangun dengan gambaran yang mengandung decak kagum siapaun yang melihat atau mendengarnya.

 

Bahkan pernah, Sa’ad bin Ar-Rabi’ berkata kepada Abdurahman bin Auf,

“aku adalah orang anshar yang paling banyak harta, ambillah separo hartaku untukku,aku juga punya 2 istri, pilhlah satu, agar bisa ku ceraikan, dan setelah masa iddah nya selesai, nikahilah”

 

Masya Allah… begitulah kaum anshar saat itu. Bayangkan jika kita adlah kaum muhajirin, lalu di beri saudara kaum anshar seperti itu.

Penawaran yang mana yang akan kita terima? Atau Semua kita terima?

 

Tapi lihatlah kemudian jawaban Abdurrahman bin auf,

“semoga Allah memberkahimu dan keluargamu”

Eh, ternyata tawaran Saad ga di ambil guys. Dan lihat selanjutnya apa yang diminta Abdurrahman bin auf,

“lebih baik tunjukkan saja dimana pasar kalian”

Bisa dikatakan bahwa , Abdurrahman bin auf menolak diberi ikan, tetapi beliau meminta pancing saja.

 

Nah, demikainlah kisah kaum anshar yang murah hati,

Dan kaum muhajirin yang cerdas.

*Umi Hanee

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button